Rabu, 07 November 2018

3 CARA MEMATAHKAN KESOMBONGAN DI DALAM HIDUP



“Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”” (1 Petrus 5:5)

Bagaimana cara kita dapat mengalahkan kesombongan di dalam hidup ini? Ini adalah topik yang sangat penting, karena semakin sukses kita di dalam hidup, pastinya godaan untuk menjadi sombong akan menjadi semakin besar. Maka itu, kita harus mampu mengalahkan setiap kesombongan yang ingin berkuasa di dalam hati kita. Pada renungan hari ini kita mau belajar “3 Cara Mematahkan Kesombongan di Dalam Hidup.”

MENYADARI BAHWA YANG BESAR ADALAH TUHAN DAN BUKAN KITA

“Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” (1 Korintus 1:26-31)

Kerendahan hati setuju bahwa Tuhan besar, sedangkan kita kecil. Kerendahan hati menyadari bahwa kita sebenarnya memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, tetapi oleh karena kasih karunia Tuhan, Dia tetap memanggil kita dan memampukan kita untuk melakukan hal-hal luar biasa. Kerendahan hati menyadari bahwa segala pujian dan kemuliaan adalah milik Tuhan, dan bukan milik kita.

Kerendahan hati bersyukur karena Tuhan memilih seseorang seperti kita, bukan malah sombong karena merasa terpilih. Kesombongan mengatakan: “Karena saya telah melakukan segala kebaikan ini, maka Tuhan memberikan saya segala kebaikan itu.” Tetapi kerendahan hati mengatakan: “Karena Tuhan telah melakukan segala kebaikan ini, maka saya memberikan Tuhan segala kebaikan itu.”

MENYADARI BAHWA SEMUANYA ADALAH TITIPAN DARI TUHAN

“Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: “Jangan melampaui yang ada tertulis”, supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.

Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” (1 Korintus 4:6-7)

Kita harus sadar bahwa setiap harta, talenta, dan kesempatan yang kita miliki merupakan berkat dari Tuhan. Maka itu, kita harus senantiasa bersyukur dan menggunakannya sebaik mungkin. Jangan sampai kita malah menjadi sombong karena memiliki lebih banyak harta, lebih banyak kemampuan, dan lebih banyak kesempatan dibandingkan teman-teman kita.

MENYADARI BAHWA TUHAN YANG MEMEGANG KENDALI

“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yakobus 4:13-17)

Kita harus sadar bahwa semua yang kita miliki dapat hilang kapan saja. Seperti yang Ayub katakan: “The LORD gives and The LORD takes away.” Tuhan memiliki kuasa untuk memberi dan juga mengambil. Maka itu, janganlah kita menjadi sombong di dalam hidup ini. Semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah bersifat sementara, tetapi ada satu yang kekal, yaitu relationship kita dengan Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh bersyukur dan bersukacita oleh karena Tuhan di dalam hidup, kita pasti akan memiliki hidup yang lebih baik—hidup yang penuh dengan harapan dan hidup yang penuh dengan perasaan dikasihi. Marilah kita contoh Rasul Paulus yang mengatakan: “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14).

Sebagai penutup, saya ingin berbagi salah satu lagu rohani yang sangat saya sukai, “Casting Crowns – Who Am I”

Who am I, that the lord of all the earth
Would care to know my name
Would care to feel my hurt?
Who am I, that the bright and morning star
Would choose to light the way
For my ever wandering heart?

Not because of who I am
But because of what you’ve done
Not because of what I’ve done
But because of who you are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
A vapor in the wind
Still you hear me when I’m calling
Lord, you catch me when I’m falling
And you’ve told me who I am
I am yours

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRANSFORMASI SEORANG PENDOSA MENJADI HAMBAT TUHAN

Kisah Para Rasul 9:1-18 dengan judul perikop tentang pertobatan Saulus. Bila setiap kita membaca Firman Tuhan tentu sangat mengenal si...