Selasa, 06 November 2018

KEMERDEKAAN ORANG KRISTEN



Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. [ Galatia 5:13-15 ]

Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah menerima kemerdekaan yang sejati. Tidak lagi berada di bawah kuasa dosa (Yohanes 8:34-36) dan kita juga telah dimerdekakan dari kungkungan hukum Taurat (Kis. 15: 6-110). Untuk menerima kemerdekaan itu, Tuhan Yesus telah membayarnya dengan harga yang mahal, yaitu nyawaNya.

Paulus dalam suratnya mengingatkan bahwa kemerdekaan itu jangan disalahgunakan, menjadi kemerdekaan untuk saling membinasakan, tetapi biarlah kemerdekaan itu berbuah kasih yang murni yang berasal dari iman.

Mewujudnyatakan iman dalam konteks sehari-hari, iman itu tidak kaku namun benar-benar dinamis. Sebab bagi kita Roh Allah telah dicurahkan untuk bekerja dan berkarya dalam hidup kita (2 Kor. 3: 17). Penyataan sikap dan perbuatan kita bukan mengacu dan berpedoman pada aturan-aturan tertulis yang kaku, tetapi hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15: 5). Hubungan yang intim dan ‘tak terpisahkan seperti pohon dan rantingnya, inilah yang menggerakkan kita untuk menghasilkan buah.

Secara sederhana dapat kita contohkan, ada atau tidak ada tulisan larangan membuang sampah, kita pasti tidak akan membuang sampah sembarangan. Perilaku kita tidak membuang sampah sembarangan bukan karena aturan yang melarang tetapi karena kita tahu bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah perilaku yang baik. Itulah sikap dan perilaku orang yang merdeka.

Hubungan yang intim dengan Tuhan akan menggerakkan kita melakukan firmanNya dalam hidup kita. Hubungan kita dengan Tuhan bukanlah hubungan yang kaku, tetapi kita berjalan dan bekerja bersama dengan Tuhan. Hubungan yang intim dengan Tuhan akan membuahkan kasih yang tulus murni kepada Tuhan dan sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRANSFORMASI SEORANG PENDOSA MENJADI HAMBAT TUHAN

Kisah Para Rasul 9:1-18 dengan judul perikop tentang pertobatan Saulus. Bila setiap kita membaca Firman Tuhan tentu sangat mengenal si...