Kamis, 08 November 2018

TRANSFORMASI SEORANG PENDOSA MENJADI HAMBAT TUHAN



Kisah Para Rasul 9:1-18 dengan judul perikop tentang pertobatan Saulus.

Bila setiap kita membaca Firman Tuhan tentu sangat mengenal siapakah Saulus ini. Setelah bertobat namanya diganti menjadi Paulus, dan kebanyakan tulisan di perjanjian baru dituliskan oleh Paulus mulai dari Roma hingga Tesalonika.

Paulus merupakan seorang yang sangat kejam sebelum mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus, ia bahkan pernah menjadi saksi yang membenarkan kematian Stefanus, seorang hamba Tuhan yang penuh dengan Roh Kudus.

Bila membaca kisah kematian Stefanus, setiap kita akan mudah menjadi marah dan tidak rela akan apa yang dialami oleh Stefanus. Tetapi ada satu pelajaran berharga yang sesungguhnya terjadi dibalik kematian Stefanus yaitu saat seorang mati karena injil Kristus, sesungguhnya ada benih baru yang tertabur di tanah sehingga menghasilkan sebuah pertumbuhan yang dari Tuhan.

Di sini saya belajar dari kematian Stefanus, hadirlah seorang Paulus yang dahulu adalah seorang yang sangat kejam tetapi dipilih dan dipakai Tuhan Yesus secara luar biasa.

Teman-teman, Tuhan tidak pernah melihat latar belakangmu sebagai orang yang mungkin najis dalam berpikir, kasar dalam bertindak, kotor dalam berkata-kata, pokoknya sudah tidak ada bagus-bagusnya mengenai dirimu. Tetapi ingatlah semua orang dapat menjadi bejana Tuhan yang indah saat bertobat dan hidup sungguh-sungguh di dalamNya.

“Tuhan tidak pernah menilaimu berdasarkan masa lalu, Tuhan menilaimu berdasarkan akhir hidupmu.”

Lihatlah tanggapan Tuhan Yesus kepada Ananias yang sempat menolak dengan halus perintah Tuhan saat ia disuruh mendatangi Paulus dan menopangkan tangan atasnya.

“Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” -Kisah Para Rasul 9:15-16

Dalam kisah di atas disebutkan bahkan Ananias juga sulit mempercayai bahwa seorang Paulus yang terkenal sebagai seorang yang sangat jahat bisa dipakai Tuhan.

Mari kita belajar untuk tidak menghakimi orang-orang di sekitar kita terutama orang yang belum mengenal Tuhan dengan perbuatannya yang tidak terpuji, atau juga menghakimi perbuatan orang yang sekalipun sudah sebagai anak Tuhan tetapi hidupnya tidak mencerminkan dia adalah seorang pengikut Kristus yang sejati.

Sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu bahwa sebuah ilalang bisa juga berubah menjadi gandum, bahkan gandum juga bisa kok berubah menjadi ilalang.

Jadi waspadalah supaya hati kita tidak menjadi hati ahli taurat atau orang farisi yang sibuk menilai orang tetapi tidak mengoreksi dirinya sendiri.

Sebab perbuatan masing-masing orang akan tampak pada kesudahannya. Rasul Petrus menuliskan sebuah nasihat yang sangat membangun untuk semua pengikut Kristus yang berbunyi “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” 1 Petrus 4:7

Dalam hal ini yang perlu kita lakukan adalah tetap menguasai diri kita, mengekang lidah kita dari menunjuk atau ngomongin orang. Sebaliknya, berdoalah bagi setiap mereka yang masih jauh dari Tuhan supaya dijamah, mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan dapat bertobat dengan sungguh-sungguh.

Setiap kita yang sudah menerima Kristus dan memperoleh kasih karunia-Nya dahulu juga terhitung sebagai para pemberontak. Dan kini bagi kita yang sudah diubahkan dari seorang pendosa menjadi hamba Tuhan, janganlah kita mudah menghakimi mereka tetapi serahkan penghakiman pada Hakim yang adil itu dan berlarilah kepada panggilan kudus dari Tuhan Yesus.

Hari ini Tuhan hendak menanggalkan selubung yang mungkin selama ini nyangkut dalam pikiran dan hati kita, daripada sibuk menilai orang marilah sibuk membangun diri kita secara pribadi bersama Tuhan, kitapun perlu SETIA dan KONSISTEN mengikut Tuhan dengan memiliki hubungan bersama-Nya dalam keseharian kita.

TUHAN kita adalah Allah yang personal, maka datanglah kepada-Nya secara personal, demikianlah keselamatan kamu dan saya juga tidak dapat dititipkan dengan keluarga atau saudara atau orang-orang terdekat di sekitar kita.

Keselamatan menyangkut PRIBADImu dengan TUHAN secara personal. Lakukanlah bagianmu sebagai hamba yang setia pada tuannya, sebagai seorang anak yang taat pada ayahnya, sebagai domba yang selalu mengikut sang gembalanya sekalipun sang gembala sedang keluar mencari satu ekor yang hilang itu.

“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” 1 Yohanes 3:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TRANSFORMASI SEORANG PENDOSA MENJADI HAMBAT TUHAN

Kisah Para Rasul 9:1-18 dengan judul perikop tentang pertobatan Saulus. Bila setiap kita membaca Firman Tuhan tentu sangat mengenal si...